Presiden saat Memimpin Ratas Melalui Teleconference, Selasa (17/3/2020). |
Jakarta, Berita11.com— Presiden
Joko Widodo menggelar evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi
pascabencana gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terjadi pada 2018 lalu.
Melalui rapat terbatas yang kembali digelar melalui telekonferensi bersama
dengan jajaran terkait, Kepala Negara pada Selasa, 17 Maret 2020, membahas
penyelesaian Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2018 yang diterbitkan
dalam rangka percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi
serta pemulihan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sana.
"Kita tahu gempa
terjadi di Juli 2018 dan telah kita terbitkan Inpres Nomor 5 Tahun 2018 yang
memberikan target waktu penyelesaian rehabilitasi maupun rekonstruksi,"
ujar Presiden melalui sambungan konferensi video dari Istana Kepresidenan
Bogor, Jawa Barat.
Inpres tersebut
mengupayakan agar rehabilitasi dan rekonstruksi sarana berupa fasilitas
pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas agama, dan fasilitas penunjang
perekonomian dapat diselesaikan pada akhir Desember 2018. Sementara untuk
fasilitas lain seperti rehabilitasi dan rekonstruksi rumah penduduk diupayakan
selesai pada Desember 2019.
Namun, untuk saat ini
proses tersebut belum selesai secara tuntas. Presiden menyebutkan bahwa hingga
9 Maret 2020 sebanyak 168.684 unit rumah telah selesai dibangun dari target
sebanyak 226.204 rumah. Pemerintah berkomitmen untuk terus mengupayakan
percepatan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut.
"Hingga 9 Maret
2020, dari target 226.204 rumah, tercatat 168.684 unit rumah yang telah selesai
dibangun dan 40.000 rumah lainnya masih dalam proses pengerjaan. Karena itu
saya minta laporan terkait soal ini," tuturnya.
Selain itu, berdasarkan
data yang dimiliki Presiden, hingga saat ini masih terdapat dana bantuan untuk
masyarakat terdampak gempa yang belum tersalurkan. Kepala Negara meminta
jajaran terkait untuk sesegera mungkin menyalurkan dana bantuan tersebut kepada
masyarakat.
"Misalnya di Lombok
Timur masih ada dana rakyat yang ada di bank sebesar Rp72 miliar dan di Lombok
Utara Rp63 miliar. Untuk itu saya minta dana ini yang tersimpan di bank segera
disalurkan ke masyarakat dan langkah-langkah percepatan pembangunan rumah yang
masih dikerjakan ataupun belum dibangun segera bisa diselesaikan,"
tandasnya. [B-24/*]