AMPERA NTB: HRS No Way di Nusa Tenggara Barat!

Iklan

.

AMPERA NTB: HRS No Way di Nusa Tenggara Barat!

Wednesday, December 2, 2020
Aksi Massa AMPERA NTB Menolak Kedatangan HRS di Nusa Tenggara Barat.


Mataram, Kiprah— Kepulangan imam besar FPI, Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Indonesia pada 10 November 2020 lalu, tidak disambut hangat semua pihak termasuk di daerah. Salah satunya ditengarai karena tindakan jama'ah FPI yang membludak dalam menyambut kepulangan HRS di Bandara Soekarno Hatta. Hal itu dianggap tidak mengindahkan protokol kesehatan di tengah Covid-19.

HRS sejak kepulangannya dianggap sudah membuat rusuh masyarakat indonesia, ditambah dengan gerakan revolusi akhlak yang sangat kontroversial.

Penolakan pun terjadi di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat oleh salah satu Aliansi yang menamakan diri sebagai AMPERA (Aliansi Pemuda Pemuda dab Mahadiswa Peduli Masyarakat Nusa Tenggara Barat). Puluhan massa aksi sejak pukul 09.30 berkumpul di Jalan Lingkar Selatan Jempong, Mataram untuk demonstrasi dan deklarasi menolak kedatangan HRS ke Pulau Lombok. Rabu (02/12/2020).

Kusnadi Unying selaku koordinator umum massa AMPERA menyampaikan keresahan masyarakat atas kepulangan HRS ke indonesia. Menurut dia, selain mengganggu stabilitas nasional, akan berimbas terhadap stabilitas daerah, khususnya di NTB.

"Hari ini kami AMPERA NTB menegaskan untuk menolak segala bentuk gerakan HRS yang memprovokasi masyarakat indonesia, khususnya masyarakat di NTB yang sudah aman dan tentram. Untuk itu, apapun alasannya beliau datang ke NTB tentu kami akan tolak,” katanya saat berorasi.

Sementara itu, Andi Winata selaku koordinator lapangan massa AMPERA juga menegaskan, jika HRS ada agenda ke NTB pasti akan ditolak. Bahkan akan dihadang di pintu keluar Bandara Internasional Lombok, karena dianggap kedatangan hanya akan membawa isu provokatif di pulau seribu masjid.

"HRS telah mempertontonkan hal yang tidak patut dicontoh oleh umat beragama, karena semenjak kedatangannya, beliau tidak mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi Covid 19, ditambah lagi gerakan Revolusi Akhlak yang membuat resah tatanan keberagaman sosial keagamaan di indonesia, khususnya di NTB,” katanya.

"Melihat rekam jejak HRS semenjak kepulangannya ke Indonesia, beliau telah membuat kerusuhan dan tidak patut dicontoh,” pungkasnya.

puas menyampaikan orasi, massa aksi kemudian mengelilingi bundaran Jempong sembari meneriakkan "HRS NO WAY!" [B-23]