Hartina S.Pd. Foto Ist. |
Berakit rakit
ke hulu, berenang renang ke tepian; bersakit sakit dulu, bersenang-senang
kemudian. Penggalan lirik lagu tersebut mungkin tepat menggambarkan sosok
Hartina, wisudawan terbaik Angkatan XIII STKIP Taman Siswa Bima yang hari ini
dikukuhkan sebagai sarjana.
Betapa tidak,
selama menempuh kuliah S1, wanita kelahiran Oi Niu, 30 Desember 1997 silam ini,
memiliki suka duka menggunakan transportasi bus yang bagi sebagian besar orang
di Bima jarang digunakan khususnya antar kecamatan.
“Suka duka
saya ketika kuliah yaitu transportasi yang saya gunakan. Saya selama hampir empat
tahun kuliah ini menggunakan bus. Dalam perjalanan ini saya benar-benar menikmati
perjuangan, di mana kalau busnya telat otomatis nyampe kampus pun telat. Kadang-kadang
juga dikomentari oleh dosen,” ujar alumnus MAN 2 Kota Bima kepada
Kiprah.Berita11.com, Jumat (20/9/2019).
Anak ke-4
dari lima bersaudara pasangan Ahmad dan Suharti S.Pd ini memiliki cerita
menarik saat hendak menyelesaikan studi S1. Tantangan terberat yang ia rasakan selama
kuliah terutama dihadapkan semester akhir. Kala menyusun proposal dan skripsi,
terutama ketika meminta tanda tangan dosen.
“Saya masih
ingat sekali, ketika itu saya membutuhkan tanda tangan dan dihadapkan dengan
dosen yang cukup sibuk. bahkan saya hampir mau memangis saat itu, karena saya
harus segera mendapatkan tanda tangan itu, hari itu juga karena pada saat hari
itu adalah hari terakhir daftar yudisium. Saya menunggu, mencari sampai pada
akhirnya alhamdulillah pengorbanan yang tidak sia-sia,” ceritanya.
Wisudawan
Program Studi S1 PGSD ini mampu meraih Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,85. Skripsinya
membahas Manajemen Kelas Guru di SDN 77 Niu Kota Bima. menjadi guru adalah
cita-citanya sejak kecil. Karena menjadi guru adalah hal terhebat dalam
hidupnya.
Pasca wisuda,
Hartina belum memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan. Baginya apa yang
ia raih hari ini adalah hal yang luar biasa. “Rencana pasca wisuda, jujur saja
saya tidak memiliki rencana apapun, karena rencana yang diinginkan sebelumnya alhamdulillah
sudah tercapai, yaitu mengajar. Setelah selesai PPL dan KKN, alhamdulillah saya
sudah dipanggil dan dipercayakan untuk mengajar,” ungkapnya.
Selama
menjadi mahasiswa S1, beberapa prestasi pernah diraih Hartina seperti ditunjuk
sebagai mahasiswa peserta pertukaran mahasiswa di Madiun Jawa Timur selama
sebulan. Selain itu, ia juga mendapatkan beasiswa dari DIKTI yang selanjutnya
digunakan untuk membiayai kuliah, membayar SPP dan KRS selama tiga semester.
Selain itu,
ia juga pernah menjadi Tim Penilai Microteaching untuk mahasiswa seangkatannya. “Saya mendapatkan beasiswa prestasi dari
DIKTI dan alhamdulillah saya gunakan untuk membiayai SPP dan KRS selama tiga semester,”
katanya.
Harapan Hartina untuk Pemerintah
Daerah
Hartina menillai
bahwa kualitas pendidikan di daerah khususnya di Bima sudah semakin lebih baik.
Bahkan tak berbeda dengan sejumlah daerah lain di Indonesia. Menurutnya,
kualitas pendidikan tidak boleh ada dikotomi karena tempat. Hal itu juga
berlaku untuk persepsi sebagian kalangan yang menganggap hanya mahasiswa yang
kuliah di luar daerah yang kualitasnya bagus.
“Pendidikan
di Bima yang saya lihat sudah cukup bagus. Sebenarnya pengajaran dan
implementasi dari pendidikan itu sama saja, tidak harus memandang tempatnya,
banyak yang berpendapat bahwa kuliah di luar daerah lebih baik dari pada daerah
sendiri, tersebab ini dan itu,” katanya.
“Padahal
sebenarnya sama saja. Saya bisa melihat dan merasakannya langsung di Bima
pendidikannya bagus, pengajarannya juga sama saja. Saya bisa membandingkannya
ketika saya dipercayakan menjadi mahasiswa pertukaran pelajar di Madiun waktu
itu, semua apa yang didapatkan di Madiun juga saya dapatkan di kampus saya
STKIP Tamsis. Jadi, saya dapat mengatakan pendidikan di Bima sudah cukup baik,”
lanjutnya.
Hartina berharap
pemerintah daerah khususnya Pemkab Bima agar menyiapkan beasiswa kategori tidak
mampu maupun beasiswa prestasi bagi mahasiswa. Karena hal itu sangat bermanfaat
sekali dalam mendongkrak kualitas SDM di daerah.
“Input untuk
pemerintah daerah ialah diadakannya beasiswa, baik itu beasiswa tidak mampu
maupun beasiswa prestasi. Karena yang saya tahu beasiswa yang ada selama ini
hanya dari DIKTI. Semoga pemerintah daerah juga bisa memberikan beasiswa kepada
pelajar-pelajar (mahasiswa) yang kurang mampu maupun yang berprestasi di Bima,”
harapnya. [R]