Ilustrasi. |
Mataram, Berita11.com— Meskipun
maklumat pemerintah sudah tegas melarang adanya perpindahan warga dari luar
daerah, khususnya di luar NTB untuk mudik ke kampung. Namun pergerakan warga
dari luar daerah yang telah terjangkit Corona masih tinggi. Termonitor di
Terminal Mandalika Mataram adanya 38 penumpang AKAP dari Jakarta Tujuan Surabaya, kemudian Mataram, Dompu dan
Bima, Minggu (29/3/2020).
Sebanyak 38 penumpang tersebut
menggunakan bus AKAP PO RS, dengan tujuan akhir penumpang menuju Bima. Dari 38
penumpang 25 di antaranya bersuhu tubuh 38,5-39,7 derajat selsius.
Terhadap 38 penumpang petugas di
Terminal Mandalika Mataram, petugas memberikan waktu untuk beristrahat dan
untuk makan, sehingga setelah pengecekan kembali suhu tubuh dalam kondisi
normal 36-37 derajat selsius.
Hal tersebut dibenarkan salah satu
petugas di Terminal Mandalika. Kondisi suhu tubuh tinggi puluhan penumpang juga
disebabkan karena kondisi AC bus tidak berfungsi dengan baik. Setelah pemeriksaan
dan sempat beristrahat, para penumpang diizinkan melanjutkan perjalanan ke
Dompu dan Bima.
Informasi yang diperoleh
Berita11.com dari salah satu orang di Terminal Mandalika, bahwa belum ada
petugas yang ditugaskan siaga (stand by) di terminal setempat. Selain itu, para
petugas berkaitan angkutan belum dibekali dengan alat pelindung diri.
Kondisi itu
berbeda ketika arus mudik dan bali lebaran, yang mana ditempatkan beberapa
petugas lengkap dengan posko kesehatan. Padahal saat pandemi Corona, keberadaan
petugas yang dilengkapi APD diperlukan untuk memastikan kondisi aman, khususnya
memastikan tidak ada penumpang angkutan yang akan melaksanakan perjalanan ke
sejumlah daerah tujuan, kemudian berpotensi menularkan penyakit.
“Dalam hal penanggulangan virus
mematikan seperti sekarang ini tidak ada satupun petugas yang distand by kan,”
ujar sumber Berita11.com.
Sementara itu, anggota DPRD Kota
Bima, Sudirman Dj menyampaikan kegalauannya berkaitan aktivitas penumpang di “terminal
bayangan” atau tempat naik turun penumpang AKAP dan AKDP di Cabang Talabiu dan
di Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.
“Ini pendapat aja, semoga di WAG ini
ada bagian yg bisa menyampaikan ke pihak Pemkab Bima, ditengah kehati²an kita
utk mencegah corona, tp satu hal yg menurut pribadi saya sangat² riskan, tadi
sepulang mancing sy saya lihat bis malam RS (disamarkan) yang dari Jakarta,
penumpangnya penuh, ada yg turun di sila, tp yg lebih bnyak tadi di Cabang
Talabiu,” tulis Sudirman Dj di WAG.
Menurut dia, hal itu belum lagi kerabat
penumpang yang datang menjemput sambil berpelukan maupun tukang ojek yang belum
ada pengawasan pemerintah daerah.
Dikatakannya, dia, belum pasti ada jaminan
bahwa para penumpang AKAP tidak terpapar virus Corona.
“Sementara DKI jakarta kita ketahui
bersama dari jubir penanganan covic adalah udah ternasuk daerah pandemi
covic-19? Semoga info ini bisa disampaikan terima kasih,” tulisnya.
Informasi yang sama disampaikan
sejumlah warga berkaitan peningkatan kedatangan penumpang AKAP yang turun di
persimpangan Desa Talabiu. [B-11]