Ketua STKIP TSB, Dr Ibnu Khaldun M.Si Bersama Tim 5 yang Baru Pulang dari Malaysia. |
Bima, Berita11.com— Isu
lingkungan yang menjadi tantangan global menjadi salah satu atensi kuat bagi
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Taman Siswa Bima (STKIP TSB). Kampus setempat mendorong Tim 5 yang terdiri
dari dosen dan mahasiswa setempat yang pulang melaksanakan program
internasional di Malaysia, menjadi aktor terhadap gerakan sadar lingkungan.
Ketua STKIP TSB, Dr Ibnu
Khaldun M.Si menyebutkan, isu lingkungan telah lama menjadi salah satu atensi kampus
setempat. Tim 5 kampus setempat yang
baru pulang dari Malaysia memiliki serenteng pengalaman, sehingga didorong
menjadi aktor gerakan sadar lingkungan. Salah satu program yang disiapkan
sebagai bentuk komitmen terhadap gerakan sadar lingkungan yaitu bank sampah.
“Kemarinkan sudah pada
belajar dan mendapatkan pengalaman di Malaysia. Pengalaman itu, kami harap
mampu dikembangkan dan ditularkan pada civitas akademika di kampus kita ini.
Terutama untuk aspek tata kelola admistrasi, disiplin, kesadaran,” kata Dr Ibnu
Khaldun saat menyambut Tim 5 di kampus setempat, Rabu (11/3/2020).
Diingatkannya, kebiasaan
Tim 5 menjaga lingkungan selama berada di Malaysia, tidak boleh hilang. Karena kesadaran
itu merupakan dorongan yang lahir dari peningkatan ilmu, pengetahuan dan
pengalaman.
Dr Ibnu Khaldun juga meminta
para Kaprodi lingkup STKIP Tamsis Bima menyediakan waktu pada mahasiswa untuk
berbagi pengalaman tentang mahasiswa yang belajar 15 hari di Malaysia.
“Tim 5 ini tidak boleh
terlihat buang sampah sembarangan. Di tas harus disediakan ruang khusus untuk
sampah bungkus makanan ringan. Harus mampu menjadi contoh yang baik,” harapnya.
Seperti dilansir sebelumnya,
ada tiga point besar yang didapat Tim 5 STKIP TSB selama melaksanakan kegiatan bersama
PICOMS Malaysia. Pertama adalah kesadaran lingkungan, baik dosen maupun
mahasiswa sangat sadar terhadap lingkungan. Gerakan itu telah menjadi kebudayaan.
Selama di PICOMS
Malaysia, Ketua Kantor Urusan Internasioanal (KUI) STKIP Tamsis Bima, Ramli,
M.Pd tidak menemukan adanya tukang bersih-bersih. Belakangan diketahui jika civitas akademika di
kampus itu ikut menjaga kebersihan. Hal lain yang dipelajari Tim 5 di Malaysia,
budaya saling mengapresiasi dan mendukung. Ketiga, masalah admistrasi absolud. Yaitu
kebijakan disampaikan dalam satu garis komando. [B-11/*]