Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah. Foto Biro Humas Pro Setda Provinsi NTB. |
Mataram,
Berita11.com— NTB Zero Waste adalah
salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi NTB dengan target 70 persen penanganan
sampah dan 30 persen pengurangan sampah pada tahun 2023.
Wakil
Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd menjadi sosok yang sangat
konsisten dalam melakukan berbagai percepatan. Dari turun ke lapangan, melihat
kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah, dan sosialisasi ke warga, hingga
merangkul berbagai komunitas di NTB agar semua elemen masyarakat terlibat dan
mengambil peran nyata.
Berikut
petikan wawancara dengan Wakil Gubernur
yang akrab disapa Ummi Rohmi di ruang kerjanya, Kantor Gubernur NTB, Senin
(2/3/2020).
Terkait istilah Zero
Waste, sebenarnya apa pengertian program Zero Waste?
Zero waste
sebenarnya adalah istilah lain dari NTB bersih. Bagaimana sampah bukan lagi
kita pandang sebagai musibah. Namun bagaimana mengelola sampah itu menjadi
berkah. Sampah kita tempatkan sesuai tempatnya. Ketika kita kelola dengan baik
akan menjadi berkah.
Zero waste sebenarnya bukan masalah ada atau tidak ada uang, tapi adalah masalah mindset. Beban terbesar adalah bagaimana membuat mindset masyarakat NTB bahwa ini adalah kewajiban bersama, bukan saja Pemerintah. Ini adalah kerja panjang. Tapi kami optimis karena jika mindset sudah sama. Semua akan bertanggung jawab sesuai porsinya masing-masing.
Bagaimana langkah
konkret Pemerintah Provinsi NTB dalam mengkoordinir berbagai pihak untuk
menyukseskan Zero Waste?
Kita optimis
karena 10 kab/kota juga memiliki keinginan yang sama. Bencana sudah ada
dimana-mana. Banjir sudah pasti juga bencana penyakit. Kami berkeyakinan, jika
sinergi ini bisa berjalan dengan baik termasuk lembaga-lembaga pendidikan,
komunitas dan jasa-jasa seperti hotel dan restoran, tidak ada yang tidak bisa.
Kami terus mengajak, memberi contoh dan membuat inisiasi-inisiasi agar semua mau
bergerak. Kami ingin virus zero waste terus tertular ke semua warga NTB.
Bagaimana kondisi
Masyarakat saat ini dan bagaimana upaya Pemerintah Provinsi NTB untuk
menyukseskan Zero Waste?
Kami sangat
positif, banyak sekarang acara-acara yang mengangkat tema zero waste. Dengan
kab/kota kami sudah menandatangani MoU, dan nantinya akan dilanjutkan dengan
perjanjian kerjasama. Provinsi juga memberikan bantuan-bantuan kepada Bumdes
agar wajib membuat bank sampah. Termasuk desa wisata dimana mulai 2019 kemarin
kami support, dan disana harus ada pengolahan sampah. Edukasi secara
berkesinambungan juga tetap dilaksanakan. Sehingga desa-desa bisa memanfaatkan
alokasi dana desa dengan baik. Sekali lagi, ini bukan masalah uang. Tapi
masalah mindset.
Bagaimana mengolah
sampah menjadi berkah?
Kami
menginginkan sampah tertangani dari Hulu, sampah di pilah dan dipisah agar bisa
terkelola dengan baik. Jika sudah dipisah maka bank sampah akan bisa mendaur
ulang. Sedangkan yang tidak bisa didaur ulang, kita carikan solusinya. Misal,
sampah organik diolah jadi pupuk dan pakan ternak. Sampah juga bisa diolah
menjadi pelet bahan bakar, masalahnya adalah suplainya kurang banyak. Sekarang
sudah ada alatnya dan kami inginkan nantinya disetiap desa dan Kelurahan ada
alat pengolah sampah menjadi pelet bahan bakar. Sehingga bumdes bisa mengolah.
Sampah organik yang diolah menjadi pakan ternak dan pupuk juga bisa
menghasilkan nilai ekonomi. Inilah yang kami terus sosialisasikan. Sehingga
semua pihak bisa mengambil peran.
Apa pesan Wagub untuk
masyarakat agar terus menyukseskan Zero Waste?
Sampah
sebenarnya adalah kewenangan pemerintah kabupaten maupun pemerintah kota. Namun
menjadi program strategis pemerintah provinsi karena ini masalah yang sangat
penting. Ini adalah masalah yang sangat luar biasa, sehingga Provinsi juga harus
turun dalam masalah ini. Ini adalah kebutuhan kita bersama. Ini adalah demi
generasi NTB yang lebih baik. Jangan sampai NTB yang luar biasa indah ini
hancur karena kemalasan kita. Jangan lagi sampah dibuang ke selokan, sungai,
yang bukan merupakan tempat sampah. Sampah harus ada di tempat sampah, agar
bisa langsung dikelola dan menjadi nilai ekonomi. Zero waste bukan saja tugas
Pemerintah. Namun seluruh warga juga memiliki tugas tersebut. Ayo kita sukseskan
program Zero waste. [B-24/*]