Luas Panen 5.943 Hektare, Produksi Gabah Kering di KSB hingga April 42.508, 39 Ton

Iklan

.

Luas Panen 5.943 Hektare, Produksi Gabah Kering di KSB hingga April 42.508, 39 Ton

Tuesday, April 28, 2020
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan KSB, Suhadi SP M.Si. Foto S. NTB.

Seteluk, Berita11.com— Luas panen padi di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) pada tahun 2020 mencapai 5.943 hektare, dengan produksi gabah kering panen hingga April 2020 sebanyak 42.508,39 ton.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Pertenakan KSB Suhadi, SP M.Si kepada Berita11.com.

Suhadi menyebut, sesuai data luas dan prediksi produksi panen, jumlah produksi Januari hingga April 2020 di KSB yaitu 42.508, 39 ton, sedangkan khusus produksi GKP pada April 2020 sebanyak 22.162, 39 ton.


Rincian produksi GKP pada Januari hingga April 2020 sebesar 42.508, 39 ton yaitu Kecamatan Sekongkang 124,68 ton, Kecamatan Jereweh (1145,50 ton), Maluk (168,24 ton), Kecamatan Taliwang (8.568,65 ton), Kecamatan Brang Ene (5.312,74 ton), Kecamatan Brang Rea (16.616,62 ton), Kecamatan Sateluk (8.205, 65 ton), Kecamatan Poto Tano (2.366, 33 ton).

Adapun produktivitas GKP khusus pada bulan April 2020 yaitu Kecamatan Sekongkang 65,48 kwintal per hektare, Kecamatan Jereweh (65, 39 Kwt/ Ha), Maluk (64,61 Kwt/ Ha), Kecamatan Taliwang (68,47 Kwt/ Ha), Kecamatan Brang Ene (72, 63 Kwt/ Ha), Kecamatan Brang Rea (72, 48 Kwt/ Ha), Kecamatan Sateluk (67, 49 Kwt/ Ha), Kecamatan Poto Tano (67, 59 Kwt/ Ha).

Ia menjelaskan, harga pembelian pemerintah (HPP) untuk GKP di KSB yaitu Rp4.200/ Kg, dengan standar kualitas yang sudah ditetapkan yaitu kadar air maksimal 25%. Namun pada beberapa tempat karena curah hujan cukup tinggi, mengakibatkan kualitas gabah kering panen mengalami penurunan karena kadar air cukup tinggi hingga di atas 30%, sehingga menyebabkan harga gabah mengikuti rafaksi atau penyesuaian harga, yaitu pada kisaran Rp3.800- Rp4.100/ Kg.

“Kami sudah memberdayakan mesin pengering, namun belum bisa menampung hasil panen yang dihasilkan. Kami juga secara intens melakukan koordinasi dengan pihak Bulog Cabang Sumbawa agar bisa menyerap gabah petani dengan harga sesuai HPP,” katanya pada Berita11.com di KSB, kemarin.

Diakuinya, memang ada permasalahan berkaitan produktivitas maupun hasil panen. Yaitu kekuatiran kekurangan tenaga panen, termasuk tenaga tanam pada musim berikutnya karena adanya pandemi Covid-19. Namun potensi masalah itu telah diantisipasi Dinas Pertanian KSB dengan memaksimalkan tenaga lokal dan menggerakan Brigade Alsintan KSB.

“Pemkab KSB telah membentuk regu tanam dan regu panen dari ASN yang siap digerakan kapan saja jika kondisi diperlukan, sehingga tidak ada masalah untuk kegiatan panen,” katanya.

Menurut Suhadi, permasalahan lain berkaitan kegiatan panen, yaitu berkaitan serapan gabah sesuai standar Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Sebagian petani memanen hasil pertanian lebih awal sebelum waktunya.

“Ini tentu berpengaruh terhadap kualitas gabah yang menurun. Karena butir hijaunya masih tinggi. Itu pemahaman pada petani yang harus diluruskan. Karena jika gabah kualitasnya sesuai standar, Bulog pasti akan membeli dengan harga sesuai HPP. Berapapun jumlahnya pasti akan diserap semua, sehingga petani tidak perlu ku atir gabahnya tidak ada yang membeli,” tandasnya. [B-14]