Ketua AJI Mataram, Sirtupillaili (Baju Merah). Foto AJI Indonesia. |
Mataram, Berita11.com—
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram menyerukan jurnalis dan perusahaan
pers di NTB melawan hoaks (disinformasi) berkaitan corona, dengan memberitakan sesuai fakta dan kaidah jurnalistik. Ada 10 seruan
AJI Mataram menyikapi isu virus Corona.
Ketua AJI Mataram Sirtupillaili
mengatakan, beberapa daerah di Indonesia telah terjangkit virus Corona.
Penyebaran Covid-19 tidak memandang bulu, sehingga semua orang berisiko
terjangkit, termasuk para jurnalis. “Kini sejumlah media sudah mengeluarkan SOP
peliputan pandemi Corona,” katanya di melalui pernyataan AJI Mataram, Minggu
(15/3/2020).
Berkaitan hal itu, pengurus AJI Mataram menyerukan agar:
1. Tidak mendekati
lokasi yang dianggap berisiko terpaparnya virus Corona. Jika ingin mengambil
video atau foto, diminta untuk mengambil dengan teknik zoom. Tempat berisiko
ini bisa rumah sakit, rumah tinggal orang dalam pemantauan, atau lokasi-lokasi
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
2. Jika kondisi tubuh
sedang tidak fit, jangan remehkan hal ini, segera memberi tahu ke redaksi
masing-masing untuk mengambil izin sakit.
3. Menyerukan kepada
seluruh perusahaan pers yang ada di NTB untuk menyiapkan alat pelindung diri,
seperti masker dan hand sanitizer. Kemudian memberikan dispensasi kepada
jurnalis atau pekerjanya yang sakit flu, untuk beristirahat di rumah. Selain
itu, memfasilitasi asuransi kesehatan bagi pekerja pers di perusahaan tersebut.
4. Menyerukan seluruh
jurnalis, ketika dalam kondisi fit dan akan meliput informasi terkait Corona di
wilayah yang berisiko, wajib membawa baju ganti untuk diganti ketika setiba di
rumah atau kantor masing-masing. Kemudian menggunakan hand sanitizer, mencuci
tangan serta mengenakan masker, saat meliput.
5. Menyerukan kepada
perusahaan pers untuk tidak membebankan jurnalis yang bekerja melebihi jam
kerjanya (8 Jam sesuai UU Ketenagakerjaan).
6. Menyerukan kepada
perusahaan pers untuk cepat tanggap, jika ada jurnalisnya yang terindikasi
terkena flu atau kondisi yang menyerupai terpaparnya seseorang pada virus
Corona. Cepat tanggap ini dimaksudkan untuk menghubungi rumah sakit terdekat,
atau rumah sakit rujukan penanganan virus Corona. Selain itu diharapkan
sejumlah perusahaan pers di NTB untuk segera memberikan suplemen tambahan
berupa makanan dan minuman bergizi pada jurnalis, editor serta seluruh awak
redaksi di perusahaan pers tersebut.
7. Menyerukan kepada
seluruh perusahaan pers untuk memorotarium penugasan jurnalisnya ke luar daerah
dan luar negeri, hingga pandemi Covid-19 sudah dinyatakan aman.
8. Menyerukan kepada
seluruh jurnalis tanpa terkecuali, untuk menyetop stigma dalam bermedia sosial
dan menghasilkan karya jurnalistik, terkait virus Corona. Seperti tidak
menggunakan kata Flu Cina, Flu Wuhan, dsb.
9. Melawan hoaks Corona
dengan memberitakan yang sesuai fakta dan sesuai kaidah jurnalistik.
10. Mendesak Pemerintah
Provinsi NTB dan kabupaten/kota, menyiapkan dan mengaktifkan Posko Pengaduan
Penangan Corona.
“Demikian seruan dari
AJI Mataram. Ingatlah, tak ada berita seharga nyawa. Dedikasi untuk mengabarkan
informasi sesuai fakta harus selaras dengan kondisi yang prima,” katanya. [B-11]