STKIP Taman Siswa Bima Gelar Wisuda Angkatan ke-XI, ini yang Berbeda

Iklan

.

STKIP Taman Siswa Bima Gelar Wisuda Angkatan ke-XI, ini yang Berbeda

Monday, January 1, 2018
Suasana Acara Wisuda Angkatan ke-XI STKIP Taman Siswa Bima.

Bima, Kiprah— Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima menggelar rapat senat terbuka wisuda angkatan ke-XI tahun 2017, di Auditorium Sudirman, Sabtu (16/12/2017). Sedikitnya, jumlah peserta yang diwisuda sebanyak 450 orang dari tujuh program studi.


Sebanyak 21 orang dikukuhkan sebagai wisudan terbaik angkatan ke-XI tahun 2017 STKIP Taman Siswa yaitu Aminah Kurniati dari Prodi Pendidikan Fisika dengan indeks prestasi komulatif (IPK 3,93), Fitri Kurniati, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (IPK 3,91), M Alimuddin, Prodi Pendidikan Sejarah (IPK 3,91), Nahrul Faidin dari Prodi Pendidikan Sejarah (IPK 3,91), Suherman, Prodi Pendidikan Sejarah (IPK 3,91), Nurmalasari dari Prodi Pendidikan Matematika (IPK 3,91), Evi Afriani dari Prodi Pendidikan Teknologi Informasi (IPK 3,85), Abdul Hafid dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (IPK 3,82), Dewi Ernawati dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (IPK 3,81), Aap Kurniatun dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (IPK 3,80), Muhammad Haris dari Prodi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi (IPK 3,79).


Wisudawan terbaik lain, Yuningsih dari Prodi Pendidikan Teknologi Informasi (IPK 3,76), Yema Susanti dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (IPK 3,73), Sukma Susilawati dari Prodi Pendidikan Teknologi Informasi  (IPK 3,73), Nurul Imansyah dari Prodi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi (IPK 3,70), Faisal dari Prodi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi (IPK 3,68), Vivin Astriani dari Prodi Pendidikan Fisika (IPK 3,68), Wasilatul Nurjannah dari Prodi Pendidikan Matematika (IPK 3,64), Nurgalu Susilawati dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (IPK 3,61), Julaiha dari Prodi Pendidikan Matematika (IPK 3,60).


Dalam sambutannya, perwakilan Kopertis Wilayah VIII, I Wayan Sudarma, M.Pd mengatakan, gaya hidup atau pakem bagi setiap insan yang terlibat dalam dunia pendidikan membutuhkan upaya peningkatan melalui berbagai jalur.


Menurut Sudarma, dunia terus bergerak dan berubah begitu cepat, sehingga sikap saja tidak mampu mengadopsi dan beradaptasi memaknai perubahan yang semakin tergerus dan ditinggal oleh perubahan dunia.


“Oleh karena itu setiap insan termasuk para wisudawandan wisudawati wajib untuk menyiapkan diri sebaik-baiknya terutama dengan berbagai kecapakan skil sehingga bisa tetap eksis menghadapi gelombang persaingan,” katanya.


Pada era kekinian, penguasaan multi kecakapan sangat diperlukan menghadapi tantangan global seperti human skill, management skill, soft skill. “Era kekinian saingan, tidak hanya terjadi pada bentang kerja saja, akan tetapi pula persaingan perguruan tinggi, wajib meningkatkan mutu pendidikan,” katanya.


Dikatakannya, sesuai harapan Dikti, pada tahun 2018 seluruh perguruan tinggi di wilayah VII sudah mengantungi akreditasi Prodi dan institusi. Untuk mewujudkan itu, memerlukan senergitas seluruh pemangku kepentingan dari perguruan tinggi. Saat ini pengembangan pendidikan juga sudah dimulai dengan pengembangan basis data.


“Pendidikan sekarang tidak bisa lagi bisa bekerja tanpa berbasis data.  Apappun perkembangan perguruan tinggi, harus segera masuk dalam sistem yang sedang 
dirancang,” katanya.


Progres 10 Tahun Setelah Kampus STKIP Taman Siswa  Bima Berkiprah


Ketua Yayasan STKIP Taman Siswa Bima, Drs H Sudirman Ismail, M.Si mengungkapkan tak mudah untuk  meraih hasil pengembangan pendidikan seperti yang saat ini diraih kampus setempat. Awalnya-awalnya banyak pesimis dengan keberaniannya merintis kampus di wilayah Kabupaten Bima. Bahkan tak sedikit yang mencibir sulitnya meraih akreditasi.


Namun berkat doa dan tekad yang kuat dari pendiri dan jajaran dalam kampus STKIP Taman Siswa Bima berbagai gelombang rintangan itu dapat dilalui. Bahkan kini perguruan tinggi setempat telah berkembang dari awalnya hanya membuka lima Prodi kini berkembang menjadi tujuh Prodi dengan mengantungi akreditasi dari BAN-PT.


Menurut Ketua STKIP Taman Siswa Bima, DR Ibnu Khaldun, M.Si, momentum wisuda angkatan ke-XI kampus setempat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Setelah 10 tahun berkiprah pada bidang pendidikan, STKIP Taman Siswa Bima berupaya memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat dari luar dan dalam daerah.

Setelah menggenjot infrastruktur dan berbagai upaya peningkatan mutu seperti standar akreditasi, kampus setempat berupaya menyuguhkan sesuatu yang berbeda kepada masyarakat salah satunya gerakan literasi, gerakan sadar lingkungan melalui karya-karya mahasiswa dan dosen yang didukung dari hibah bersaing.


“Ini kita sudah memperlihatkan kalau selama 10 tahun yang kelihatan fisiknya. Sekarang inilah isinya (berbagai inovasi, karya dan gerakan akademis),” katanya di kampus STKIP Taman Siswa Bima.


Pada saat wisuda angkatan ke-XI kampus setempat menyuguhkan sesuatu yang berbeda dari tahun sebelumnya yaitu pameran buku, ekspo karya dan hasil penelitian mahasiswa seperti alat pendeteksi gempa dan banjir. Selain itu tenunan khas Bima dan Sasambo.


“Suatu saat akan menginisiasi setiap wisuda ada bursa buku. Sudah tiga hari bursa buku itu berjalan dan relatif murah, dapat dijangkau dan buku-buku bermanfaat untuk mereka yang belajar dan kehidupannya. Ini cara kami Yayasan STKIP Taman Siswa Bima memberikan terbaik kepada masyarakat sehingga diharapkan masyarakat semakin kepercyaan kepada Taman Siwa dan pemerintah harusnya lebih baik,” ujar Ibnu.


Bursa buku, karya bidang Iptek, pameran tenunan yang dilaksanakan di halaman kampus saat kegiatan wisuda merupakan dukungan dari hibah Kementerin Ristek Dikti. Kegiatan tersebut juga diharapkan memacu kepercayaan publik terhadap kampus setempat.


Selain menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki berbagai keahlian seperti soft skill, kampus STKIP Taman Siswa Bima juga memiliki target menyiapkan output yang akan menciptakan lapangan kerja baru (job creator), tidak semata pencari kerja (joob seeker).


Menurut Ibnu, pengembangan pendidikan di kampus setempat juga telah dirancang menggunakan pendekatan teknologi informasi (IT). Bahkan kampus STKIP Taman Siswa Bima memperoleh hibah E-learning sehingga melaksankaan pola pembelajaran konvensional, tapi berada dalam jaringan seperti video confrence.

“Kalau yang Iptek, karena ini revoluasi pendidikan tinggi. Jadi ilmu pendidikan pengetahuan dan teknologi itu menjadi ancaman sekaligus tatantangan. Kenapa? Karena banyak perguruan tinggi yang Prodi-Prodinya produk jenuh, mulai ditinggalkan masyarakat, karena sekarang mulai menggunakan pendekatan IT,". 

"Nah, kami sekarang juga melakukan adaptasi, kami mendapatkan hibah E-learning, jadi pembelajaran di mana saja ada jaringan internet bisa video confrence, bisa kuliah dari jarak jauh,” ujar Ibnu. (US/*)