Mataram,
Kiprah.Berita11.com— Sebanyak 19 mesin produksi Industri Kecil Menengah (IKM)
di NTB diuji kelayakan (test report) agar mendapat Standar Nasional Indonesia
(SNI). Pengujian alat mesin pertanian (Alsintan) tersebut dilakukan oleh Balai
Besar Mekanisme Pertanian (BBP Mektan) di STIP Banyumulek NTB, Kamis
(5/12/2019).
“Kalau sudah
lolos uji kelayakan, maka nggak ada alasan lagi bagi kita untuk tak menggunakan
mesin-mesin buatan sendiri di NTB,” ujar Gubernur NTB, Dr H. Zulkieflimansyah,
SE, M.Sc, saat meninjau langsung proses uji kelayakan Alsintan berbagai produk
mesin hasil karya putra-putri NTB tersebut.
Bang Zul
sapaan akrabnya, menyatakan bahwa program industrialisasi yang ditujukan untuk
meningkatkan produktivitas di sektor pertanian, peternakan, perikanan, kelautan
dan sektor-sektor industri lainnya harus dimulai dengan mengembangkan industri mesin.
Menurutnya,
dengan hadirnya industri permesinan, maka akan meningkatkan produktivitas di
berbagai sektor usaha ekonomi produktif.
Gubernur
Doktor Zul juga menyatakan bahwa industrialisasi tidak semudah membalik telapak
tangan. Akan tetapi butuh proses,
ketekunan dan perjuangan, sehingga tidak bisa langsung jadi. Tetapi jalannya
panjang, berliku, dan mendaki. “Hanya tekad dan kemauan yang kuatlah yang akan
membuat kita optimis dan berhasil,” tegasnya.
Bang Zul
menilai hasil karya anak-anak NTB ini, sangatlah inovatif, sehingga dengan
mesin-mesin itu, kelak akan sangat memudahkan kerja manual menjadi lebih cepat.
“Inilah era menuju industrialisasi di NTB,” ujar bang Zul.
Ketua tim pengujian
Alsintan BBP Mektan NTB, Dr. Ir. Teguh Wikan Widodo, MSc mengatakan uji
kelayakan dan uji sertifikasi penting dilakukan, sebagai salah proteksi terhadap
konsumen sebelum produk diedarkan kepada masyarakat.
Menurutnya,
sebelum alat beredar di pasaran dan ikut tender di LKPP, salah satu persyaratan
yang harus dipenuhi dan dimiliki adalah test report. “Ini untuk melindungi
konsumen, sehingga alat-alat yang digunakan sudah memiliki kinerja yang
berstandar SNI. Bila belum ada, maka harus diusahakan dengan pendekatan ilmiah,”
jelas Doktor Teguh.
Ia juga
menjelaskan bahwa, mesin yang dibuat dikatakan layak bila bahan dan alat yang
digunakan sesuai SNI. Contohnya treser, memiliki standar SNI khusus treser,
baik kapasitas, ukuran dan standar lain sesuai kesepakatan pabrik di Indonesia.
“Jadi yang
belum lulus uji kelayakan, kita dorong untuk memperbaiki alatnya agar memenuhi
kelayakan sesuai SNI. Misalnya, keamanan dan kualitas produk yang dihasilkan,”
ujarnya.
Kepala UPTD STIP
NTB, M. Khairul Ihwan, ST., MT, mengatakan, IKM adalah binaan Dinas
Perindustrian NTB. “STIP hanya mengawal pengembangan teknologinya saha,”kata
Iwan.
Menurutnya,
bentuk keseriusan Pemrov NTB mewujudkan program industrialisasi, pada Desember
akhir nanti akan dilakukan uji kelayakan terhadap 20 mesin lagi. “Sehingga
total mesin yang akan memperoleh SNI 39 mesin, kita doakan bersama ya,” harap
alumnus UGM ini.
Diharapkan
industri di NTB dapat memanfaatkan mesin yang diproduksi langsung di daerah
setelah layak menyandang SNI,sehingga seluruh produksi mesin tersebut akan
didorong agar bisa terserap hingga ke daerah.
Berdasarkan
data Dinas Perindustrian NTB, 19 mesin tersebut antara lain mesin pengupas
jagung yang dikembangkan oleh UD Restu Ibu Kabupaten Lombok Timur, tungku
gasfikasi yang dibuat oleh CV Rotani Kota Mataram, mesin sangrai kopi UD
Mataram Teknik Lombok Barat.
Selanjutnya, mesin
cacah lamtoro dikembangkan PT Gerbang NTB Emas (GNE) Kota Mataram. Selain itu, mesin
spiner, mesin kupas kopi kering, mesin pemipil jagung yang dikembangkan CV.
Ondak Jaya Teknik.
IKM yang
berlokasi di Lotim ini, juga mengembangkan mesin pengurai serabut kelapa dengan
kapasitas 300 Kg per jam, mesin emping jagung, mesin cuci telur, mesin mixer
pakan ternak, mesin cacah sampah organik, mesin cacah krepek ,mesin sangrai
kopi, mesin cacah sampah toss-m, mesin rajang sampah buah, mesin mixer magot
(larva lalat), mesin cetak pelet magot dan peralatan press cetak tahu.
Fasilitasi sertifikasi
penerapan SNI bagi IKM logam dan mesin di STIP NTB, berlangsung dari 2-7
Desember 2019. [MF]