Gagal Raih Beasiswa S2 ke Malaysia, Muis kini Sukses Kembangkan Bisnis Madu Murni hingga Pasar Internasional

Iklan

.

Gagal Raih Beasiswa S2 ke Malaysia, Muis kini Sukses Kembangkan Bisnis Madu Murni hingga Pasar Internasional

Tuesday, September 24, 2019
Abdul Muis. Alumnus STKIP Taman Siswa Bima yang Berhasil Mengembangkan Usaha MADU MUIS. 


“Kegagalan tak selamanya bermakna suram. Namun ada titik yang cerah di balik itu”. Kalimat tersebut mungkin tepat menggambarkan sosok Abdul Muis, alumnus S1 Pendidikan Bahasa Inggris tahun 2018 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima.

Kendati gagal pada proses seleksi beasiswa tujuan Malaysia, program Gubernur NTB, pria kelahiran Daha, 5 September 1996 silam ini tak patah arang dan tetap optimistis menatap masa depan. Ia kini bahkan terbilang sukses mengembangkan bisnis madu murni yang ia namai produknya MADU MUIS (Murni Sumbawa).

MADU MUIS yang ia kemas telah berkembang dan merambah pasar internasional hingga Hongkong dan Mekkah Arab Saudi.

“Nama Muis diambil dari daerah asal produksi madu yaitu dari Kepulauan Sumbawa Kabupaten Dompu NTB. Reseller yang menjualkan madu saya sangat jago sekali, bahkan Madu Muis hingga ke negara Hongkong dan Mekkah,”  katanya.

Awal Menyukai Dunia Usaha

Muis sadar konsekuensi ia berasal dari keluarga sederhana. Maka sejak kecil ia sudah senang berjualan. Bahkan saat duduk di bangku SD ia sudah berjualan es loli kelilingg, termasuk ia tawarkan kepada teman-temannya.

“Pekerjaan yang seperti itu yang saya lakukan karena dasar hobi dan sering kali saya tidak kekurangan uang belanja karena senang kepada jualan,” katanya.


Saat beranjak usia remaja, Muis tak malu jika remaja seusianya yang umumnya masih manja pada kedua orang tua. Namun ia sering membantu orang tuanya. “Saya senang ikut mama berjualan madu kepada orang-orang kaya di pertokoan besar yang ada di Bima. Kami memasok banyak madu atas permintaan langganan kami tersebut. Bahkan paling sedikit diminta sama pelanggan 100 botol sekali ambil, banyak,” kenangnya.

Pada saat memasuki masa kuliah di STKIP Taman Siwa Bima, Muis juga kuliah masih berjualan. Sesekali ia menawarkan barang jualannya kepada dosen dan sejumlah teman kuliahnya.

“Di samping itu, juga membantu perekonomian keluarga. Maklum saya terlahir dari keluarga sederhana, ayah saya seorang petani dan pencari madu lebah hutan dan ibu sebagai pengurus rumah tangga,” ungkapnya. 

Diceritakannya, setelah menamatkan kuliah, ia memutuskan pergi merantau ke Jakarta. Niatnya mendalami ilmu bisnis. Itu berjalan beberapa bulan saja. “Alhamdulillah saya bertemu dengan pakar pembisnis besar di Kota Bogor, namanya Pak Ganjar Wijaya dan juga sekaligus bos tempat saya kerja dan belajar banyak hal di situ,” katanya.

Setelah berkelana mencari ilmu usaha, Muis memulai mengembangkan bisnis dari produk berpotensi dari daerah. Mulai dari kemasan produk hingga membuat label madu sendiri. Ia menamai produk lokal itu dengan namanya sendiri. Menjual madu di seluruh wilayah Indonesia secara online. Barang dipacking sendiri dan diantarkan ke jasa pengiriman seperti Posindo, JNE, J&T, Wahana dan jasa pengiriman lainnya.

“Rasa bangga dan haru yang rasakan, di samping itu juga senang dengan bisnis homestay bisa go internasional dan saat itu bisnis saya sedang maju tiba-tiba ada panggilan kampus untuk ikut tes lanjut S2 di Malaysia. Saya pikir apa salahnya mencoba. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali pulang pada bulan Maret 2019. Saya ikut tes seleksi beasiswa di kantor Gubernur NTB,” ujarnya.

Muis dinyatakan tidak lolos seleksi beasiswa tersebut. Namun hasil itu tidak membuatnya patah semangat. Ia berusaha mencari informasi lain untuk terus berkembang maju dan berkarya.

“Alhamdulillah saat ini saya berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah swasta, namun elit. Sekolah Islam Terpadu Imam Bukhori Dompu. Di situ saya ikut tes guru yang diadakan oleh sekolah. Alhamdulillah saya dinyatakan lulus seleksi guru,” ungkapnya.

Di sela rutinitasnya di Sekolah Islam Terpadu tersebut,  bisnis madu terus ia kembangkan hingga saat ini. “Alhamdulillah sangat membatu sekali. Teman-teman guru juga ikut senang dan memesan produk yang saya jual tersebut dan masih saya pasarkan secara online hingga saat ini,” pungkasnya. [R]