Ekowisata Tanjung Batu, Desa Sekotong Tengah di Lombok Barat. |
Mataram, Travel.Berita11.com— Ekowisata Tanjung Batu, Desa Sekotong Tengah merupakan salah satu
kawasan wisata mangrove yang tidak kalah menariknya untuk dikunjungi. Meski terbilang baru, kawasan wisata
seluas 15 hektar ini menjadi salah satu
destinasi wisata favorit di Sekotong, yang kini banyak menarik kunjungan
wisatawan domistik maupun mancanegara.
Selain Tanjung Batu, wisatawan juga dapat menikmati indahnya Kawasan
Ekowisata Mangrove Bagek Kembar (KEMBar), obyek wisata baru yang berada di
wilayah pesisir Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Kepala Desa Sekotong Tengah, Lalu Sarappudin menyulap kawasan tersebut
dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dia mengubah kawasan mangrove tersebut
menjadi Ekowisata Tanjung Batu yang menakjubkan.
“Meski belum tuntas, pengunjung sudah mulai ramai datang ke tempat ini,”
ujar Sarappudin saat dikunjungi di Sekotong, Senin (30/12/2019).
Menurut dia, dibutuhkan kerja keras, untuk terus mempercantik kawasan
pesisir tersebut sekaligus melestarikan kawasan hutan manggrove yang multifungsi
itu.
“Rencana tahap kedua kami pemerintah desa akan membangun warung terapung
yang mengelilingi kawasan ekowisata ini. Warung makan di atas laut dengan
konsep klasik dipadukan dengan selera milenial. Warung yang terbuat dari kayu
dengan kursi bean bag warna-warni yang akan menjadi spot selfie yang
menakjubkan,” tuturnya.
Latar laut biru yang tenang dengan rimbunan pepohonan hijau mangrove,
kata Saparudin akan menyajikan sensasi tersendiri bagi pengunjung. Terlebih
ditempat itu, para Pengunjung bisa menikmati hidangan kuliner seafood hasil
tangkapan para nelayan Sekotong.
Selain itu, juga dilengkapi sejumlah fasilitas pendukung, seperti
jembatan lintasan membelah hutan bakau yang merupakan hasil tangan kreatif
pemuda setempat. Jembatan kayu itu dicat warna warni sehingga menambah
keanggunan dan indahnya lokasi ini.
Ada juga menara atau gardu pandang yang memanjakan mata pengunjung,
karena pengunjung bisa melihat pemandangan hutan mangrove dan pantai dari atas
ketinggian belasan meter serta aula pertemuan yang dapat menampung banyak
orang.
Lokasinya terbilang strategis karena berada persis di pinggir jalan
dekat dengan akses jalan besar Sekotong yang menghubungkan langsung ke kawasan
wisata di Sekotong Barat- Mekaki Pelangan hingga tempat selancar desert
points di Bangko-bangko Desa Batu Putih.
Pengunjung yang ingin ke lokasi ini tidak butuh waktu lama perjalanan
dari simpang tiga Sekotong. Melewati jalan hotmix menunju arah barat,
pengunjung dengan mudah melihat lokasi wisata ini persis di tikungan jalan
utama. Tiba di lokasi wisata ini, pengunjung akan disambut tulisan selamat
datang di lokasi Ekowisata Tanjung Bantu.
Sebelum masuk di lokasi ini terpasang larangan, di mana pengunjung tidak
membuang sampah sembarangan, merusak atau menebang pohon di hutan bakau,
menangkap binatang atau satwa di sekitar kawasan itu serta dilarang berbuat hal
yang melanggar hukum, seperti mesum, memakai barang terlarang dan minuman
keras.
Ditambah lagi lampu hias di sepanjang jalur lintasan, sehingga indah
dipandang mata pada waktu malam hari. Beberapa titik disiapkan spot selfie dan
tempat duduk bagi pengunjung yang mau
menghabiskan waktu di hutan mangrove tersebut.
Sarappudin mengatakan, pembangunan penataan kawasan wisata mangrove, ia
mulai November lalu. Ekowisa mangrove ini didanai murni dari dana desa (DD).
Dalam penataannya, pihak desa melibatkan masyarakat khususnya pemuda setempat.
Sejumlah fasilitas dibangun di lokasi ini, seperti jembatan lintasan sepanjang
150 meter dengan lebar 1,5 meter. Ditambah lagi bangunan menara setinggi 13
meter.
“Tahun 2020 kita akan tambah jembatan lintasan 120 meter dilengkapi
dengan fasilitas lain seperti berugak, aula dan untuk lesehannya kemudian
tentunya dekorasi untuk menambah keindahannya,” jelas Kades Sekotong Tengah
ini.
Dijelaskannya, dibangunnya
kawasannya wisata mangrove setempat, mengingat di wilayah Sekotong sangat
jarang hutan mangrove yang terbentuk secara alamiah, sehingga dapat menjadi
daya tarik wisata tersendiri.
Ia berharap ekonomi warga dapat meningkat, baik dari sektor perdagangan,
jasa dan lain-lain. “Sebenarnya tinggal mempercantik dengan aksesoris dan
fasilitas penujnang saja. Rencananya kami akan resmikan setelah selesai
bangunan awal pada 2020,” pungkasnya. [EM]