Wisudawan Terbaik Angkatan XIII STKIP Taman Siswa Bima, Siti Hawa. Kolase Berita11.com. |
Bagi sebagian besar orang, Matematika kadang menjadi momok menakutkan. Bahkan bukan
pelajaran favorit karena erat kaitannya dengan berhitung dan rumus-rumus rumit misalnya
tentang Kalkulus dan Integral. Namun tidak demikian bagi wanita cantik asal
Desa Sambori Kecamatan Lambitu ini. Matematika justru merupakan pelajaran yang
menyenangkan.
Siti Hawa
adalah salah satu dari ratusan calon wisudawan angkatan XIII Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima yang sudah diyudisium
beberapa waktu lalu. Ia bersama ratusan alumnus lain akan dikukuhkan sebagai
sarjana melalui prosesi Wisuda Angkatan XIII di Auditorium Sudirman STKIP Taman
Siswa Bima, Sabtu (21/9/2019).
“Matematika
itu adalah ilmu yang pasti, Matematika juga asyik untuk dipelajari karena
memang pada saat SMA saya juga sudah suka pada pelajaran Matematika. Kenapa saya
suka Matematika, karena saya suka berhitung dan asyik saja kalau berkaitan
dengan hitung menghitung,” ujar alumnus MAN 2 Kota Bima ini kepada Kiprah.Berita11.com,
Jumat (20/9/2019).
Di tengah
keterbatasan ekonomi orang tuanya, dua bersaudara putri pasangan Mursalim dan
Asiah ini mampu membuktikan bahwa ekonomi bukan menjadi alasan untuk tidak meraih
prestasi. Bahkan keterbelakangan kehidupan ekonomi itu harus menjadi pemupuk
semangat untuk lebih baik.
Siti Hawa
mampu membuktikan bisa menjadi yang terbaik dari ratusan mahasiswa yang
diwisuda dengan menorehkan IPK 3,71. Skripsinya mengupas Analisis Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Dalam Pemecahan Masalah Geometri Siswa Kelas VII SMPN 1 Lambitu Berdasarkan
Gaya Belajar Kinestetik.
“Orang bilang Matematika itu sulit, tapi bagi
saya Matematika itu asyik untuk dipelajari. Nah, bagaimana kira-kira untuk belajar
Matematika dengan baik? Itu tergantung pada diri kita sendiri dan kemauan dari
dalam diri kita sendiri dan juga tergantung dari didikan gurunya di sekolah,”
ujarnya.
Meskipun berasal
dari keluarga ekonomi pas-pasan, Siti Hawa tidak minder. Ia bersyukur atas
dorongan semangat kedua orang tuanya hingga meraih prestasi menjadi wisudawan
terbaik Prodi Pendidikan Matematika, Wisuda Angkatan XIII STKIP Taman Siswa
Bima.
“Dari saya masuk
jenjang SD sampai sekarang yang selalu support dan selalu berjuang adalah kedua
orng tua saya, terutama ayah saya. Beliau adalah penyemangat saya dalam meraih
gelar sarjana. Meskipun kebutuhan ekonomi di bawah standar yaitu hasil dari
petani. Dari jerih payah kedua orang tua, saya mempunyai tekad untuk membuat kedua orang
tua saya bangga telah melahirkan saya di dunia ini,” ujarnya.
Untuk meraih
gelar serjana hingga menjadi wisudawan terbaik, Siti Hawa melewati suka duka. Bahkan
tak sedikit jalan getir. Di tengah kesibukannya menjadi mahasiswa, ia juga
selalu menyempatkan waktu membantu orang tuanya di ladang terutama saat masa
libur panjang selama menempuh kuliah.
“Tetap bantu
orang tua di ladang dan sawah terutama waktu libur panjang. Suka dukanya dalam
meraih gelar sarjana nggak semudah seperti membolak balikkan telapak tangan. Banyak
sekali rintangan dan tantangan dalam mencapai hasil yang maksimal dan
alhamdulillah berkat kedua orang tua saya bisa menjadi salah satu wisudawan
terbaik,” katanya.
Setelah menyelesaikan
pendidikan strata 1, Siti Hawa belum berani berharap melanjutkan pendidikan ke
jenjang strata 2 karena memertimbangkan kondisi ekonomi keluarganya. “Kemarin sempat ditanya sama guru-guru di
kampung mau masukin ngajar di SMP atau SMA. Kalau untuk lanjut S2 itu siapa si
yang nggak mau, semua orang pasti mau lanjut studi. Tpi tergantung dari orang
tua dan (jika) ada baesiswa dari kampus,” ujarnya. [R]