Ketua TP PKK NTB, Hj Niken Saptriani Widyawati saat Menjadi Keynote Speaker pada Seminar Nasional Membedah Problematika Stunting di Hotel Golden Palace, Rabu (4/3/2020). |
Mataram, Berita11.com-- Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati, SE, M.Sc
membuka sekaligus menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional di Hotel Golden
Palace, Rabu (4/3/2020) pagi.
Hj. Niken
atau akrap disapa Bunda Niken menilai seminar yang bertajuk "Stunting dan
8000 Hari Pertama Kehidupan" ini penting. "Ini sebuah topik yang
selalu menarik karena ini selalu menjadi tugas kita bersama dalam
menyelesaikannya," ungkap bunda Niken mengawali sambutannya.
Bunda Niken
memaparkan penyebab stunting meliputi penyebab dasar, penyebab tidak langsung
dan penyebab langsung.
“Selain
ketiga penyebab itu, kita di Nusa Tenggara Barat menambahkan bahwa faktor
penting penyebab stunting dan hal ini masih banyak terjadi di Nusa Tenggara
Barat yakni pernikahan anak," terang Bunda Niken.
Permasalahan
stunting diibaratkan mata rantai yang tak terputus, mulai dari kurang gizi pada
remaja putri, kurang gizi pada ibu, bayi kurus dan anak kerdil.
Tubuh anak
yang mengalami kekurangan gizi akan
berdampak pada perkembangan otak dan perkembangan fisiknya. Hal ini akan
berlanjut hingga anak mencapai usia dewasa dan berlanjut ke generasi yang akan
datang.
“Lingkaran
ini harus kita putus kalau tidak, kita akan terus mengalami hal hal seperti ini
terus menerus dan ini tentunya memerlukan berbagai macam penanganan,"
tutur Bunda Niken.
Penanganan
yang dilakukan meliput penanganan gizi secara langsung terhadap anak yang telah
terindikasi stunting dan penanganan lintas sektoral atau kolaborasi baik
pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga sosial, akademisi, media massa dan
masyarakat bersatu padu menyelesaikan permasalahan stunting.
Lebih jauh
bunda Niken menekankan bahwa kolaborasi lintas sektoral menjadi prioritas utama
dalam mendorong penurunan angka stunting di NTB.
“Kita harus
menyamakan persepsi kita bahwa untuk menangani permasalahan stunting bukan
pekerjaan tenaga kesehatan saja akan tetapi kita semua harus membantu dan
memberikan kontribusi bersama," ujar Bunda Niken.
Pemerintah
telah melakukan berbagai upaya dalam menuntaskan permasalah stunting termasuk
lintas sektoral yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat.
Beberapa
upaya lintas sektor yang dilakukan pemerintah yakni aksi bergizi di seluruh SMA
di NTB yang mulai gencar dicanangkan, Aksi Seribu Hari Pertama Kehidupan dan
Buang Air Besar Sembarang Nol.
"Sinergitas
antara seluruh aspek, kontributor yang memiliki kaitan langsung maupun tidak
langsung dengan stunting ini, sangat
kita perlukan," harap Bunda Niken.
Pada
kesempatan yang sama Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram, Dr H Arsyad Abdul
Gani menyampaikan komitmennya dalam penuntasan stunting di NTB. Menurutnya,
segala pihak harus ikut serta dalam menyelesaikan permasalahan ini.
“Semoga
seminar ini bisa menghasilkan sesuatu yang baik sebagai sumbang pikiran kita
dari perguruan tinggi kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sebagai
sumbangsih dunia perguruan tinggi dalam membangun bangsa dan negara ini,"
tutup Arsyad Gani.
Pada
kesempatan yang sama, Nurul Qayaam, M.Farm Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Mataram menyampaikan bahwa kegiatan seminar nasional
ini merupakan rangkaian kegiatan rapat kerja nasional Asosiasi Institusi
Pendidikan Kebidanan Aisyiyah (AIPKEMA).
Kegiatan yang
bekerja sama dengan FIK universitas Muhammadiyah Mataram ini terlaksana 3-5
Maret 2020 dan diikuti institusi kebidanan aisyiyah seluruh Indonesia.
Kegiatan diikuti
350 orang yang terdiri dari 67 peserta rapat kerja nasional dan 283 dari
praktisi dan mahasiswa. Untuk presentasi oral 17 peserta, lomba poster ilmiah
41 peserta, dan lomba video media pembelajaran 38 peserta. [B-24/*]